*Gempa Bumi Terbesar di Sumatera Barat*
Sejak Indonesia berdiri, gempa bumi 30 September 2009 ini merupakan gempa bumi terbesar yang pernah dialami oleh warga Sumatera Barat. Kekuatan gempa ini jauh lebih besar daripada gempa yang terjadi 2.5 tahun silam. Bahkan dampak gempa ini hampir sama dengan gempa Bantul di Yogya tahun 2006 silam (yang menewaskan 6234 jiwa).) Banyak gedung sekolah, rumah, dan perkantoran ikut hancur/ambruk. Salah satu lembaga pendidikan bahasa asing yakni gedung LIA ambruk, dan sebagian peserta kursus terjebak didalam gedung tersebut. Begitu juga salah satu gedung Universitas Negeri Padang dikabarkan ambruk. Sejumlah jalan penghubung antar kota rusak karena retak dan tertimbun longsor.
Disamping itu, sejumlah gardu listrik PLN mengalami kerusakan parah, sehingga sebagian besar wilayah Padang gelap gulita pada malam harinya. Keadaan ini sangat mencekam, terlebih sebagian besar SPBU ditutup. Sementara itu, hujan lebat mengucur kota Padang. Sejumlah BTS mengalami kerusakan berat, sehingga sebagian besar operator jaringan komunikasi putus, dan hal ini diperparah dengan tingginya traffic (jumlah panggilan) yang masuk dan keluar dari/ke Sumatera Barat.
200 Penghuni Hotel Ambacang Tertimbun Reruntuhan dan Ribuan Tertimbun
Sekitar 200 tamu Hotel Ambacang di Kota Padang belum dapat dievakuasi dari gedung yang runtuh akibat gempa berkekuatan 7,6 skala richter yang mengguncang Sumatera Barat. Hotel Ambancang merupakan hotel bintang tiga yang berada di Jl. Bundo Kandung no 14-16, Padang. Hotel ini ditempuh hanya sekitar 20 menit dengan mobil dari Bandara Internasional Minangkabau.
Kepala Satlak PD Padang, Dedi Hanidal, di Padang, Kamis dini hari mengatakan ada sekitar 200 tamu hotel yang berada di bawah reruntuhan dan belum dapat dievakuasi karena terkendala oleh minimnya peralatan. Gedung hotel dalam kondisi ambruk total, sehingga sulit untuk melakukan evakuasi korban secara manual. Tim evakuasi masih menunggu datangnya bantuan alat berat untuk mempermudah pencarian korban.
Jumlah korban, baik yang meninggal maupun mengalami luka berat dan luka ringan belum dapat dipastikan seluruhnya, mengingat korban di beberapa gedung dan ruko di tengah Kota Padang belum seluruhnya dievakuasi. Ketua Satlak PD Padang memperkirakan ada ribuan warga yang terjebak reruntuhan gedung, rumah, ruko, maupun pertokoan yang meninggal maupun mengalami luka-luka. (Antaranews)
Gempa Bumi dan Catatannya
Sejak Indonesia merdeka hingga pertengahan tahun 2004, tercatat hanya 2 kali gempa bumi besar dengan kekuatan > 5.5 SR melanda Indonesia yakni Gempa 7.6 SR di Flores (Desember 1992) dan Gempa 7.3 SR Bengkulu (Juni 2000). Namun, ketika pemerintahan Indonesia ditampuk kekuasaan SBY, gempa bumi tidak berhenti-henti menguncang tanah Indonesia. Baru 67 hari memimpin Indonesia, Pemerintah SBY disibukkan dengan penanganan korban Gempa Bumi 8.9 SR dan Tsunami terbesar sejak Indonesia berdiri dengan merenggut hingga 110.000 jiwa. Dan sejak 26 Desember 2004 hingga hari ini, telah terjadi 10 kali gempa bumi dengan kekuatan berkisar 5.9 SR hingga 8.9 SR.
Tingginya frekuensi gempa yang terjadi dalam kurun 5 tahun pemerintah SBY ini membuat orang-orang berpikir nyeleneh dan sebagian kecil dari mereka akhirnya percaya pada ramalan Ronggowarsito tentang 7 satrio piningit Indonesia. Padahal, di era pemerintahan Bung Karno dan Pak Harto (+Habibie, Gus Dur dan Mega) hampir jarang terdengar gempa bumi, yang ada paling gunung api “batuk-batukan”. Lalu, kenapa dalam 5 tahun terakhir terlalu banyak gempa?
Sulit untuk menjawab “misteri alam” yang satu ini. Dalam kesempatan ini, saya tidak akan mencoba menjawab pertanyaan ‘misterius’ ini. Saya akan mencoba menjawab secara ilmu pengetahuan. Secara sains, gempa bumi tektonik (selain vulkanik) disebabkan oleh pertemuan lempeng tektonik. Lempeng tektonik merupakan